Mabar Menuju Peradaban Litera-Wisata

Wacana keterkaitan antara literasi dan pariwisata ini, dielaborasi secara tajam dan mendalam oleh ‘pembedah buku’, Dr. Marianus Mantovany Tapung. Secara lugas, sang panelis tiba pada kesimpulan yang menurut saya sangat realistis dan rasional, bahwa kita perlu mengembangkan sebuah peradaban baru, yang merupakan hasil sintesis kreatif antara spirit literasi dengan aktivitas industri turisme.

Dengan demikian, Mabar tidak saja menjadi episentrum peradaban pariwisata, tetapi juga peradaban literasi. Bila kekuatan pariwisata dipadukan dengan kekuatan literasi, maka akan muncul peradaban baru yang disebut peradaban litera-wisata. Menurut Mantovanny, gradasi atau tingkatan dan harga tawar peradaban litera-wisata itu jauh lebih tinggi dari wisata premium.

Menurut dia, tidak ada artinya wisata premium bila tidak didukung oleh narasi-narasi tertulis mengenai potensi alam dan budaya di Mabar ini. Bila ditumbuhkembangkan dengan baik, narasi-narasi ini dapat menjadi dasar gerakan litera-wisata, yang nantinya bisa menjadi ikon berharga bagi Mabar, yang mungkin tidak ada pada daerah lain di NTT ini, termasuk Manggarai dan Manggarai Timur.

BACA JUGA:
Wae Lawas "Kini" Terang
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More