Logu Senhor: Dari Paroki St. Ignatius Loyola Sikka, Keuskupan Maumere untuk Indonesia dan Dunia
Oleh Walburgus Abulat (Wartawan Pojokbebas.com)
Sekilas Tentang Logu Senhor
Redemptus alumnus STFK Ledalero ini menjelaskan secara sekilas cikal bakal ritual Logu Senhor itu, berikut petikannya lengkapnya. “Pada akhir abad XV sampai awal abad XVI wilayah Sikka dipimpin seorang tokoh yang bernama Moang Baga Ngang. Moang Baga Ngang mempunyai tiga orang putra yaitu : Moang Lesu, Moang Korung dan Moang Keu. Dari ketiga orang putra tersebut itu, Moang Lesu lebih menonjol
dalam hal wawasan dan lebih memahami kehidupan masyarakat di wilayah Sikka mulai dari kelahiran, kehidupan, penderitaan sakit dan penyakit sampai dengan kematian, seperti yang diungkapkan dalam syair bahasa Sikka : “Niang ei Beta Mate Tanah ei Herong Potat Mate Due Rate Rua Potat Due Leda Telu” “Blutuk Niu Nurak di mate Blupur Odo Korak di potat Teri di mate era di potat” “Oleh karena itu, beliau memikirkan dan mencari kemungkinan di dunia ini ada tempat, kampung dan pulau yang tidak ada penderitaan dan
kematian. Maka Moang Lesu lalu mengembara mencari tanah tersebut yang dalam bahasa Sikka berarti Tanah Moret.”