
Seluruh tanah jawa diperkirakan mempunyai total luas sawah kurang lebih 3.458.000 ha. Seandainya separuh saja yang mengeruk air tanah, milyaran liter air dihisap untuk mengairi sawah.
Itu baru nasi. Bagaimana dengan lauk pauk. Ikan sepotong yang diusahakan nelayan, dan rekan-rekannya di atas piring.
Semuanya minimal membutuhkan bahan bakar, biaya transportasi, pengemasan, penyimpanan, dan seterusnya. Berapa biaya yang harus keluar untuk membuat semua pabrik rasa itu sampai ke kerongkongan, yang sayangnya tidak menghasilkan emas dan berlian. Tapi kakus dan tempat sampah.
Betapapun ongkos untuk menghidangkan nasi sepiring amat besar, upaya melayani rasa tidak berhenti. Industri memfasilitasi kebutuhan rasa, agar tidak hanya soal kenyang tapi juga nikmat, sedap, dan kalau perlu candu.
Rasa macam ini diciptakan. Sehingga meski hanya tinggal di “cikot”**, selera orang bisa melanglang buana hingga ke Kentucky Texas Amerika, pusat pabrik rasa KFC.
Akibat kecanduan rasa, banyak industri menggenjot produksi hingga berlebih. Secara global, diperkirakan sepertiga dari semua makanan yang diproduksi berakhir menjadi sampah.
