Para pengusungnya pun gemar dengan narasi besar. Tak jarang seabrek gelar dipajang untuk menguatkan potret diri seseorang, bahwa memang benar yang dia bicarakan itu ada gunanya.
Mungkin semua itu benar dan dalam hal tertentu perlu. Apalagi narasi pengetahuan kita dalam berbagai metodologi dan sistem ilmu membutuhkan mayoritas untuk dapat dikatakan sebagai bukti.
Soal kuantitas. Tetapi ada hal-hal kecil yang sederhana dan jarang dibahas dalam pembicaraan lingkungan hidup. Bahkan dianggap sepele, remeh, tidak masuk hitungan, meski hal itu umum dan lumrah ditemukan. Salah satu yang lumrah itu adalah soal apa yang kita makan. Soal nasi sepiring, lauk sepotong, dan sayur setumpuk.
Pernahkah kita berpikir berapa banyak biaya dan beban yang harus dipikul lingkungan untuk menghidangkan sepiring nasi beserta lauk pauknya.
Bahwa untuk sampai di ujung sendok, nasi membutuhkan mata rantai yang panjang dan sarat dengan ongkos lingkungan. Belum lagi ketika orang-orang yang hebat di kota doyan steak impor, buah impor, sayur impor. Ongkosnya makin bertambah.