LEMBATA: Dari lembah Derita menuju Lembah Sukacita; Catatan Atas Pelantikan Dr. Thomas Ola Langoday

Oleh: Poya Hobamatan (Warga Lembata Diaspora, tinggal di Bintan)

Pertama, reformasi birokrasi yang telah dibuat hendaknya ditopang pula dengan rekruitmen aparat desa yang berkualitas. Sudah saatnya sarjana masuk desa. Sebab bagaimana pun titik akhir menakar keberhasilan sebuah kabupaten adalah desa. Kalau Lembata yang kecil itu dipimpin oleh seorang ekonom yang berhatinurani, dengan jajaran birokrasi yang telah direformasi, ditopang oleh sarjana-sarjana, yang memiliki kulaifikasi kepribadian yang selaras di 144 desa, rasanya Lembata maju bukan sebuah utopi.

Kedua, rencana pembangunan infrastruktur dalam negeri Lembata, untuk mempercepat dan mempermudah arus barang dan manusia, jasa dan keuangan sekaligus untuk membongkar isolasi dan membuka koneksi  antar kecamatan, perlu juga ditopang dengan beberapa jejaring lainnya. Jejaring dengan tokoh agama dan tokoh adat untuk memperoleh input control yang lebih jernih, ketimbang jejaring dengan para politisi untuk sekedar bermain mata. Jejaring dengan warga Lembata diaspora di mana saja mereka berada, untuk menimba input tentang managemen pemerintahan di tempat lain dalam memajukan kabupaten, yang mungkin bisa diadopsi untuk  Lembata, sekaligus untuk menghindari mentalitas studi banding yang hanya menghabiskan kas daerah. Jejaring dengan warga Lembata professional di luar negeri, yang memungkinkan peluang investor untuk masuk Lembata menamamkan investasi yang ramah lingkungan demi mendongkrak in come warga Lembata, sekaligus menghasilkan devisa daerah.

BACA JUGA:
Hari Kartini: Menjadi Wanita Tangguh di Era Digital
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More