
Tapi coretan singkat menggulirkan air mata
Meski di dunia maya kita bertemu
Rasa ini, nyata dalam dunia kita yang abstrak
Apakah ini cinta yang sesungguhnya?
Beginikah rasanya jatuh cinta?
Dan seberapa dalam lukanya?
Ketika cinta ini mengkhianati kita?***
Racang, Kau Tempat Pelarian
Di bawah runcing alang-alang, kita menemukan perlindungan dalam pondok bersahaja lima belas tahun yang lalu
Hembusan angin menari di antara tawa hangat, kita berlindung dari panas terik dan hujan deras mengguyur
Rangkulanmu, di tengah hujan bagi kulit muda saat itu
Meninggalkan kesedihan dan rindu yang sulit terucap setelah kepergianmu.
Kau mendengar keluhan mama di tengah badai kehidupan
Aku saksi kebahagiaan yang kalian tanamkan
Racang menjadi saksi perjuangan yang kalian jalani untuk keluarga
Racang tempat kalian bercerita dan berbagi
Namun kenangan itu meredup seiring berlalunya waktu
Tak ada lagi sejuknya
Tak ada lagi kehangatan yang dulu terasa begitu nyata
Hanya air mata yang terus mengalir
Ayah, rasakanlah perubahan di dalam hati kami