
Krisis Venezuela dan Peringatan bagi Indonesia: Sumber Daya sebagai Taruhan Kedaulatan
Oleh Paskalis Semaun, SVD, Imam Katolik berkarya di Paraguay dan penulis lepas, aktif dalam kegiatan kemanusiaan dan keadilan sosial.
Peringatan bagi Indonesia
Indonesia berada dalam posisi yang serupa, meski belum berada pada tahap
krisis. Kekayaan tambang, energi, dan biodiversitas Indonesia sangat bernilai
di tengah krisis iklim dan transisi energi global. Namun, jika tidak dikelola
secara berdaulat dan adil, kekayaan itu bisa berubah menjadi jebakan baru.
Kebijakan investasi yang terlalu longgar, ekspor bahan mentah tanpa nilai
tambah, dan konsesi lahan dalam skala besar untuk kepentingan korporasi asing
mencerminkan pergeseran kendali. Kedaulatan bisa terkikis pelan-pelan—
tanpa disadari.
Pertanyaannya sederhana: siapa yang sebenarnya paling diuntungkan dari
kekayaan alam Indonesia? Rakyat, negara, atau investor asing?
Menjaga Kedaulatan
Belajar dari Venezuela, kita perlu menyadari bahwa sumber daya bukan hanya
aset ekonomi, tetapi juga alat tarik ulur kekuasaan global. Jika negara tidak
memegang kendali atas tanah, air, dan tambang, maka kedaulatan menjadi
sekadar formalitas.
Indonesia perlu meninjau ulang kebijakan sumber daya alamnya—bukan
semata untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, melainkan untuk memastikan
bahwa kekayaan alam benar-benar dikelola demi kesejahteraan rakyat, bukan
menjadi pintu masuk intervensi asing.***