Korban Bencana Tanah Bergerak di Wae Munting Butuh Bantuan (1)
“Saya bangun rumah ini tahun 2017. Sumber biaya diperkirakan 100 jura rupiah hasil usaha perkebunan. Ditambah 15 juta rupiah dari bantuan pemerintah tahun 2017.
Namun apa yang terjadi. Belum sampai lima tahun menghuni rumah baru itu, bencana datang melanda. Rumah bertembok bata merah itu hancur berkeping-keping.
Kini ia dan keluarganya terpaksa mengungsi ke rumah tetangga. Sementara itu, anak sulung mereka di SMPK Loyola Labuan Bajo. Pria berambut ikal itu mengaku pasrah. Tidak berdaya lagi. Harta kebanggaan mereka hancur ditelan bencana.
Gejala awal mulai tahun 2018. Tanah terbelah dan retak-retak. Semakin tahun kalau musim hujan ada perubahan. Retakan makin besar. Paling parah terjadi pada bulan Pebruari kemarin. Rumah saya roboh. Sekarang kami tinggal di rumah tetangga”, ungkapnya sedih. (Robert Perkasa) Bersambung…..