Komunitas Katolik Santo Laurensius Parung Panjang Gandeng Kementerian HAM dan MUI Gelar Bukber dan Berbagi Santunan

Staf Khusus Menteri HAM, Bapak Stanislaus Wena dalam sambutannya mengatakan bahwa kita manusia harus saling menghormati satu sama lain karena kita tidak pernah minta untuk terlahir dari agama atau suku apa.

“Kalau saya pilih orang tua, maka saya akan pilih untuk lahir dari Ratu Elisabeth dan Pangeran Charles. Namun saya tidak bisa memilih itu. Kita lahir di berbagai daerah di Indonesia sehingga perlu saling menghormati di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara” katanya.

Sementara itu Direktur Penguatan Kapasitas HAM Masyarakat, Komunitas dan Pelaku Usaha Bapak Giyanto dalam arahannya kepada ratusan peserta Bukber dan Penerima Santunan mengatakan masyarakat perlu saling menghargai dan menghormati di antara sesama manusia. “Kita perlu saling menghormati pemeluk agama berbeda. Kalau tidak saling menghormati bahkan mengganggu peribadatan agama lain itu bisa masuk kategori pelanggaran HAM”, tegas Bapak Giyanto.

Bapak Giyanto juga membawakan materi secara dialogis dengan anak-anak penerima santunan. “Anak-anak tidak boleh saling membully di sekolah namun perlu saling menghormati apapun suku, agama dan latar belakang sosial berbeda. Bully yang kita lakukan terhadap orang lain merupakan pelanggaran HAM”, jelasnya.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More