Kole Beo: Meniti Keindahan Pesona Alam  Manggarai Raya dalam Bidikan Literasi Melawat ke Barat

Laporan Walburgus Abulat (Jurnalis, Kolumnis & Penulis Buku)

Pada malam itu, kami juga menyepakati untuk menghadiri rangkaian acara duka adik saya Wihelmus Jerahu itu. Satu kesepakatan yang kami lakukan saat itu, agar berangkat ke kampung halaman tempat dibaringkan jenazah almarhum di Tureng, Dusun Tureng, Desa Nggalak, Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai melalui jalur barat. Ya kole beo melalui jalur barat-Melawat ke barat.

Kole Beo: Meniti Keindahan Pesona Alam Manggarai Raya Dalam Bidikan Literasi Melawat ke Barat
Wartawan Pojokbebas & Florespos.net Wall Abulat (baju putih) didampingi Stanis Mere (jaket kuning) berpose dengan Bapak Martinus Janar (ke-2 dari kanan) dan Ibu Kristina Nisma Yanti (ke-2 dari kiri) warga Pacar, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat di Pacar, Kamis (7/12/2023). Foto Istimewa.

 

Jalur barat melewati Cancar, Ibu Kota Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai-Meler-Goloworok masih di wilayah Kabupaten Manggarai. Setelah itu masuk ke wilayah Manggarai Barat melewati kampung/kota di antaranya Golowelu-Dahang-Bombong-Lambur-Leda-Nao-Hawe-Wae Pitak-Tueng-Se’ang-Golo Gonggo tempat  kelahiran Frater Febry, SVD   yang sedang menjalani OTP di Provinsi SVD Congo, Afrika. Juga ada kampung Ndiuk-Golo Lewe-Weri-Kake-Puing-Kompol-Ghelung-Noa-Pacar-Doro-Hita-Rego-Nara-Pateng-Sambor, dan Tureng.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More