Apa sesungguhnya tujuan sekolah mewajibkan siswa perempuan memakai jilbab? Bila jilbab membantu untuk meningkatkan kompetensi siswa maka perlu dipikirkan dengan baik. Atau bila jilbab dapat membantu untuk menanamkan karakter luhung, maka baik untuk diteruskan. Apalagi bila jilbab dapat menghidupkan literasi dasar siswa, maka harus dibiasakan.
Kasihan, masih model edukasi 3.0
Namun, tentu tidak demikian caranya. Dengan memakai pola mewajibkan dan terkesan memaksakan. Itu berarti, sekolah sibuk mengurus hal yang bersifat tampilan. Bukan hal penting yang semestinya ditangani sekolah.
Karena mewajibkan siswa memakai jilbab di sekolah umum lebih dilihat sebagai mengurus bagian busana. Apalagi itu bagi siswa yang non-muslim. Jilbab baginya akan dinilai sebagai asesoris belaka. Busana yang dipakai hanya untuk menggenapi aturan (bila itu terpaksa dipakai). Lantas, apa yang hendak diharapkan dari makna asesoris?
Hal ini berbanding terbalik dengan kesibukan pemerintah kita saat ini. Pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud, bekerja keras agar partisipasi siswa dalam proses pembelajaran terus meningkat. Karena itu, beberapa kebijakan pendidikan mulai digiatkan. Salah satunya adalah Asesmen Nasional (AN).