Kok, Sibuk Urus Jilbab?

Oleh Tarsisius Gantura*

Dipaksa memakai jilbab

Adalah Jeny Cahyani Hia (JCH), kelas X, sebagai salah satu korban tindakan bernuansa SARA ini. Dia adalah siswa non-muslim. Menurut aturan sekolah tersebut, setiap Jumat para siswi wajib memakai jilbab. Sesuai aturan ini, JCH diwajibkan untuk memakai jilbab, meskipun nonmuslim.

Hal ini ditegaskan kembali oleh Wakil Kepala Kesiswaan, Zakri Zaini, kepada orangtua JCH. Bahkan dia memberitahukan juga bahwa di sekolahnya ada 46 siswa nonmuslim yang diperlakukan sama. Sehingga ia berani beradu argumen soal kewajiban tersebut dengan EH, orangtua JCH. Sebagaimana terlihat jelas dalam video tersebut.

Dalam video itu, EH menjelaskan bahwa dia dan anaknya adalah non-muslim. Dia mempertanyakan alasan sekolah negeri membuat aturan tersebut. Baginya, aturan tersebut diterapkan secara paksa. Sulit bagi anaknya membohongi identitas diri.

Sementara itu, pihak sekolah menyebutkan bahwa penggunaan jilbab bagi siswi merupakan aturan sekolah. EH mengaku keberatan dengan aturan seragam tersebut. “Ini agama saya. Kalau memakai jilbab, seakan-akan membohongi identitas agama saya, Pak,” kata EH.

BACA JUGA:
Kampanye ‘Optimism Your Feed’ Ingin Kembalikan Keseimbangan Hidup
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More