
Kisol, Rumah Kenangan yang Sepi
Oleh Ponsi Mudin, Alumnus Seminari Kisol 1986
Puisi ini adalah refleksi mendalam seorang alumnus Seminari Pius XII Kisol tentang jasa
almamater yang telah membentuk dirinya, namun di sisi lain, juga tentang kurangnya
perhatian dan kontribusi dari para alumninya terhadap perkembangan dan kesejahteraan
seminari tersebut. Sebuah ungkapan kerinduan, keprihatinan, dan harapan akan masa depan
yang lebih baik.
***
Di lereng Kisol, bukit nan hijau membentang,
Pius XII berdiri, kokoh dalam kenangan.
Dindingnya bisu, menyimpan cerita panjang,
Tentang mimpi, harapan, dan jiwa yang berjuang.
Di sanalah aku, dulu seorang remaja,
Mencari makna hidup, dalam doa dan kerja.
Dibimbing para pastor, penuh kasih dan bijaksana,
Menempa diri, menjadi insan berguna.
Kisol, oh Kisol, almamater tercinta,
Kau ajarkan aku arti disiplin dan cinta.
Kau buka cakrawala, pikiran dan cita-cita,
Kau tanamkan nilai, yang takkan pernah sirna.
Di bawah naunganmu, aku belajar berbakti,
Pada Tuhan, sesama, dan negeri pertiwi.
Kau bekali aku ilmu, untuk mengabdi,
Menjadi garam dunia, penerang di kegelapan ini.