Kisah Pengasingan Bung Karno di Ende, Taman Renungan Pancasila Jadi Inspirasi Elemen Warga Lintas Agama
Laporan Walburgus Abulat (Wartawan Pojokbebas & Florespos, dan Penulis Buku)
Saat itu Ir. Soekarno dan istrinya ibu Inggit Garnasih, Ratna Djuami (anak angkat), serta mertuanya ibu Amsi dengan dikawal oleh tentara Belanda berangkat dari Surabaya menuju Flores dengan kapal barang KM Van Riebeeck. Setelah berlayar selama delapan hari tepatnya pada tanggal 14 Januari1934 barulah mereka tiba di pelabuhan Ende atau yang dikenal dengan nama pelabuhan Ipi.
Begitu tiba di Ende, Bung Karno dibawa ke sebuah pesanggrahan (kantor PM saat ini) untuk diserahterimakan ke pemerintah setempat saat itu. Di pos tersebut Bung Karno harus melapor secara rutin dan pergerakannya sangat dibatasi.
Selama di Ende Bung Karno dan keluarganya menempati sebuah rumah sederhana milik Haji Abdullah Anbuwaru di tengah pemukiman warga biasa. Luas bangunan rumah 9 x 18 M2 berbahan kayu dan memiliki 3 kamar tidur, di bagian belakang rumah terdapat mushola, kamar pembantu, dapur dan sumur sedalam 12 meter yang airnya masih dapat digunakan hingga saat ini. Di rumah pengasingan inilah Ir. Soekarno beserta keluarga menghabiskan waktu mereka selama 4 tahun (1934-1938).