Kisah Mama Veronika Naus, Penenun Songke dari Pantai Selatan Manggarai

Bahan mentah seperti benang sulam tidak sulit dicari karena mayoritas perempuan (ibu-ibu dan anak gadis) di wilayah itu adalah bekerja sebagai penenun. Mereka membelinya di kios-kios yang ada di kampung.  Satu gumpal benang klos  Rp 16.000.

Mama Veronika menguraikan, untuk menghasilkan sehelai kain tenun, ia membutuhkan  6-10 gumpal benang klos. Kain hasil tenunannya tidak dijual ke pasar atau dibawa ke Kota Ruteng. Banyak pedagang yang langsung membeli  kain tenun di kampung-kampung para penenun. “Tidak pernah dijual ke pasar karena banyak pembeli yang datang langsung ke kampung kami,” ujarnya.

Harga anjlok

Mama Veronika bandingkan harga pasaran kain tenun saat ini anjlok ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Harga anjlok karena pandemi Covid-19. Stok kain tenun banyak, pembeli  sepi. “Harga kain songke sekarang turun.  Sekarang hanya Rp 300.000 hingga Rp 400.000,” tuturnya.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More