Kisah Mama Veronika Naus, Penenun Songke dari Pantai Selatan Manggarai

Menenun baginya merupakan mata pencaharian pokok untuk menghidupi keluarganya. Mereka tidak memiliki sawah seperti petani yang lainnya. Ia akui bahwa pendapatannya dari hasil menenun tidak menentu.

Sehelai kain  Songke asli ditenun selama satu bulan lalu dijual seharga Rp 600.000. Kalau ada pesanan, harganya bisa sampai Rp 700.000. Sedangkan sehelai kain tenun jenis Surak (lipa Todo) ditenun selama 10 hari, harga lebih murah.

Mama Veronika juga menjelaskan bahwa proses menenun kain Songke lebih rumit dan lebih lama ketimbang jenis kain tenun yang lain.  Rumit dan lama karena  kain Songke terlalu banyak motif.

Kisah Mama Veronika Naus, Penenun Songke dari Pantai Selatan Manggarai
Penampakan gubuk mungil berdiri anggun di bibir pantai selatan Kabupaten Manggarai, NTT. Foto : Robert Perkasa

 

Bahan mentah dibeli

Selain bahan kain tenun, peralatan tenun pun ternyata ada yang dibeli. Misalnya, kerempak dan jangka. Harganya kisaran Rp 150.000. Bagusnya, baik benang maupun peralatan tenun banyak tersedia di kampung-kampung penenun.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More