Kisah Mama Veronika Naus, Penenun Songke dari Pantai Selatan Manggarai

Gubuk mungil itu ternyata milik ibu Veronika Naus (64 tahun). Ia adalah penenun kain Songke  dari pantai selatan Manggarai, tepatnya Kampung Borik, Desa Borik, Kecamatan Satarmese Barat.

Semua kisah kiprahnya bercerita tentang lihu, pesa, keropong, jangka, mbira, kukung, nggolong, kerempak, donging dan lawe (benang sulam).  Itulah nama seperangkat alat/perkakas tenun yang bekerja seiring-sejalan dengan benang sulam hingga menghasilkan  kain songke (kain tenun khas yang menjadi kebanggaan masyarakat Manggarai).

Tiada hari tanpa menenun (dedang) sambil bekerja di kebun. Pekerjaan ini ditekuninya sejak masih gadis (masa muda) hingga kini berusia 64 tahun terus berkarya sebagai penenun. Ia mengisahkan bahwa pada tahun 1980 ia menikah dengan suaminya  Adolfus Ambur. Mereka dikaruniai 6 anak, 4 laki-laki dan 2 perempuan.

“Anak sulung yang laki-laki sudah keluarga tapi ia merantau ke Malaysia Barat. Belum pulang sampai sekarang. Dua anak saya yang lainnya merantau ke Jakarta,” kisah mama Veronika,

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More