Kisah Mahasiswa El Bajo Menjaring Sunset dengan Kopi di Puncak Waringin

Di sampingnya, ada sebuah keranjang biru dan termos warna hijau. Keranjang itu berisi bungkusan kopi sashet, toples gula, sebungkus teh wangi, susu Indo milk sashet, sendok dan gelas plastik.

Saya mendekatinya persis di depan Hafenblick. Saya duduk di seberangnya. Mengajaknya ngobrol sembari menyeruput kopi panas.

Nama anak muda itu, Milianus Evencus Nando (20). Akrab disapa Lian. Ia berasal dari kampung Golo Karot, Kelurahan Tangge, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Lian mengisahkan bahwa ia baru masuk kuliah. Semester I Jurusan Teknologi Informasi Politeknik El Bajo Commodus, Labuan Bajo usai tamat SMA Negeri 1 Komodo.

Anak sulung dari lima bersaudara. Tiga laki-laki, dua perempuan. Buah hati dari bapak Maxsimus Nanjo dan ibu Rosalia Jenina.

Orangtua mereka petani. Adik perempuan (Elfiana Sofia Namut) Kelas III SMK Stella Maris Labuan Bajo. Kini lagi praktik di Hotel Sudamala. Dua adik laki-lakinya SMP di Lembor. Adik bungsunya di bangku SD. “Saya bersama adik tinggal di rumah keluarga kami di Golo Koe”, tuturnya.

BACA JUGA:
Labuan Bajo Ditetapkan sebagai Lokasi Pilot Project untuk Pembangunan Center of Safety dan Penerapan Pengelolaan Sampah Plastik
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More