
Kisah Buruh Bangunan Asal Nagekeo Sukses Kembangkan Ribuan Naga di Manggarai
Penulis Walburgus Abulat (Jurnalis, Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati , dan Kontributor Outreach Tempo Bahasa Inggris Periode 2011-2014.
FLORIANUS Mega atau yang disapa Rian lahir di Boawae, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) 11 November 1970. Anak kelima dari enam bersaudara pasangan Thomas To dan Mama Maria Dhema memiliki bakat menjadi tukang bangunan alias buruh bangunan.
Ketekunannya menjalani profesi sebagai buruh bangunan mengantarnya dilirik sejumlah rekanan untuk bergabung pada beberapa proyek pembangunan termasuk pembangunan Kantor Pengadilan Negeri Maumere pada tahun 1992.
Kegigihannya menekuni profesi sebagai buruh bangunan membuat beberapa rekannya mengajaknya untuk mengadu nasib ke Negeri Jiran Malaysia tepatnya di Selangor pada akhir Desember 1992.
Selama 10 tahun di Malaysia (1992-2002), ia bersama para tukang lainnya menyelesaikan lima bangunan megah, termasuk dua di antaranya gedung berlantai 15 dan berlantai 20.
Rian, demikian sapaan akrabnya selama di Malaysia mendapatkan upah sebesar 50 ringgit dalam sehari.
Bermodalkan pengalaman di Malaysia, Rian kemudian mengadu nasib ke Singapura sejak tahun 2002 hingga 2004. Di Singapura, Rian cs berhasil mengerjakan satu bangunan berlantai 15.