Loyola telah menyalakan pelitanya untuk menyiapkan pelayan Gereja universal yang tangguh, yang tidak hanya kompeten pada bidang akademik tetapi juga kompeten pada bidang spiritual dan human relationship. Spirit misionaris ada dan tertanam dalam lembaga ini.
Saya sangat mendukung kalau pa Sil punya waktu mengulas lagi pada goresan berikutnya mengenai sisi lain sejarah lembaga SMK St. Ignatius Loyola, selain kultur akademik”.
Dua hal yang menjadi semacam unsur pembeda SMAK Loyola tempo doeloe, seperti yang tersurat dalam komentar Kornelis di atas, rasanya tidak perlu diperdebatkan. Setidaknya, penilaian itu berangkat dari pengalaman nyata ketika ‘ada bersama di Loyola untuk periode tertentu.
Untuk menambah perspektif terkait keunggulan Loyola, saya coba memotret ulang hal yang saya alami semasa studi di Loyola tahun 90-an. Terus terang, kiprah dan debut akademik SMAK St. Ignatius Loyola kala itu, menjadi semacam ‘trending topic’ di tengah masyarakat yang berdomisili di ujung Barat Pulau Flores. Umumnya, mereka sangat ‘bangga’ dengan performa lembaga itu. Selain memberi porsi perhatian yang besar pada aspek akademik, sebetulnya beberapa aspek berikut ini, bisa dianggap sebagai ‘sisi unggul’ dari lembaga ini.