Keunggulan Lain “Loyola”: Perspektif Alumni

Oleh: Sil Joni *)

Saya tersentuh dengan ulasan tentang nama sekolah, kenapa diberi nama “SMAK St. Ignatius Loyola” dan bukan “St. Arnoldus Janssen” atau “St. Yosef Freinademetz”. Selain yang telah dipaparkan oleh pa Sil, saya melihatnya dari perspektif tradisi religius Gereja Katolik, bahwa pelindung salah satu sekolah atau paroki atau tempat yang berbasis Katolik, biasanya memakai nama santo-santa, yang telah diakui oleh Gereja universal.

Semangat dan contoh hidup dari santo-santa itu kiranya yang menjadi api penyuluh semangat pelayanan, semangat pengabdian dari civitas akademika (sekolah) atau umat (paroki) lembaga tersebut. Pada waktu SMAK Loyola didirikan, saya kira Arnoldus Janssen dan Yosef Freinademetz belum digelar santo (bisa research di sejarah kedua santo itu). Hal ini terbukti dengan nama SMP yang ada di kompleks yang sama, mereka mengambil St. Arnoldus Janssen sebagai pelindungnya. Bisa disandingkan dengan pelindung Komunitas SVD di Labuan Bajo yang memilh Beato (Santo) Yosef Freinademetz sebagai pelindungnya.

BACA JUGA:
Guru yang Menulis
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More