Ketika Uskup Agung Ende Mgr. Paul Budi Kleden Perkokoh Toleransi Agama di Kota Pancasila Ende
Laporan Walburgus Abulat (Jurnalis, Penulis Buku, dan Anggota Biro Komsos Keuskupan Maumere)
Ende Kota Pancasila
Keberadaan Ende sebagai Kota Pancasila tidak terlepas dari fakta sejarah di mana Proklamator RI Bung Karno pernah menjalani masa pengasingan di Kota Ende sejak 14 Januari 1934 hingga 18 November 1938.
Selama tenggang waktu pengasingan ini, Bung Karno aktif berkomunikasi dengan para imam dari Kongregasi Societas Verbi Divini (SVD) atau Serikat Sabda Allah di Ende.
Mereka berkomunikasi aktif terkait aneka hal kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, termasuk berdiskusi seputar falsafat negara yang kemudian menjadi pilar kebangsaan yang dinamakan Pancasila.
Selama berada di Ende Bung Karno merawat dialog kehidupan yang beradab dengan para pastor dari Kongregasi Societas Verbi Divini atau Serikat Sabda Allah (SVD).
Dalam pelbagai literatur sejarah bangsa dan sejarah gereja disebutkan ada beberapa pastor yang menjadi teman diskusi Soekarno selama ia menjalani pengasingan di Ende di antaranya Pastor Paroki Katedral Ende saat itu Pater P.G. Huijtink SVD. Konon, Misionaris asal Belanda ini memberikan seluas-luasnya kepada Soekarno untuk menggunakan gedung Imakulata demi pementasan beberapa karya drama yang dihasilkan Soekarno.