Ketika Transpuan Sikka dan Awak Media “Buka-Bukaan” di Kantor Redaksi florespedia.id Maumere
Oleh Walburgus Abulat (Wartawan Pojokbebas.com)
Bunda Mayora pada kesempatan ini meminta dukungan media yang bertugas di Kabupaten Sikka untuk menjadi media yang ramah, media yang emberikan pemberitaan yang baik. Harapan kami agar media media yang ramah, media yang memberikan pemberitaan yang baik.Media-media semakin lebih sejuk Oleh karena itu inilah waktu kita saling mengenal, waktu saling mengetahui supaya apa, inilah awal yang baik untuk kita semua,” katanya.
Bunda Mayora mengakui bahwa Fajar Sikka hadir di Maumere tahun 2018 di mana organisasi mencoba rangkul semua kelompok minoritas gender an seksualitas. “Awalnya kami survive untuk kelompok kami transpuan, tetapi selanjutnya kami merangkum LGBT, dan juga kelompok minoritas lainnya seperti janda, lansia, dan disabilitas, ada beberapa teman kami yang sudah mensupor. Dan di dalam Fajar Sikka sendiri semua ada dalam keberagaman. Oleh karena itu Fajar Sikka ini punya komitmen bagaimana keberagaman ini harus tetap dijaga, harus tetap dihormati karena memang di sini tidak kelihatan, tetapi kalau di Jawa kami ini dijadikan ajang politik.Kenapa? Karena kadang-kadang mulai pilkada mulai memainkan isu LGBT untuk mendulang suara mereka.Karena itu media mempunyai peran penting untuk membantu kami bagaimana menyuarakan kesejukan kepada sesama. “Kami menghadirkan teman-teman media, biar teman-teman media lebih tahu siapa itu teman-teman LGBT, dan siapa itu teman-teman waria,” katanya.