Ketika Transpuan  Sikka dan Awak Media “Buka-Bukaan” di Kantor Redaksi florespedia.id Maumere

Oleh Walburgus Abulat (Wartawan Pojokbebas.com)

Ketika Transpuan  Sikka dan Awak Media "Buka-Bukaan" di Kantor Redaksi florespedia.id Maumere
Salah seorang transpuan Yolanda sedang memimpin doa dalam acara “Temu Jurnalis dengan Komunitas Transpuan” di Kantor Redaksi florespedia.id yang berlokasi di jalan Moan Subu Sadipun, Kelurahan Beru, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Minggu (6/3/2022). Foto Walburgus Abulat

 

Ranah Privat

 

Bunda Mayora menegaskan lagi bahwa seks itu merupakan ranah privat,  dan orientasi seks pun bermacam-macam. “Ada transeksual, ada heteroseksual. Yang kita kenal ketertarikan seksual terhadap lawan
jenis, ketika homo sesama jenis dianggap salah.Nah kemudian, kami ini imbasnya dari mana?” katanya.

“Singkatnya, yang saya mau katakan bahwa gender tidak sama dengan orientasi seksual. Seks adalah beragam. Oleh sebab itu, di dalam cita-cita saya saya katakan pertama bahwa saya adalah manusia. Kita

semua adalah manusia. Kalau kita bicara tentang manusia, maka  waria adalah manusia: transpuan juga adalah manusia. Ketika orang menjustifikasi kami dengan orientasi seks yang menyimpang  yang
pertama adalah bahwa orientasi seks  ranah privat betul. Usaha pertama adalah kita punya hak  atas tubuh kita. Dan tubuhku dalah otoritasku. Oleh sebab itu, ketika saya sebagai manusia, Tuhan lengkapi dengan akal budi. Dia mau homo, dia mau lesbi, mau gay, mau waria, mau heteroseksual, beda orientasi seksual itu beda,” katanya.
Menurut Bunda Mayora, perilaku seksual itu menyimpang, bahwa heteroseksual juga bisa menyimpang bisa perkosa orang. Homo juga bisa menyimpang. Karena itu perilaku seksual. “Tuhan kasih saya dengan akal budi untuk mengontrol seluruh manajemen. Pakai akal budi untuk mengelola. Oleh sebab itu saya percaya
bahwa gender tidak sama dengan orientasi seksual. Orientasi seksual itu adalah realitas, kenyataan,” katanya.
Bunda Mayora menegaskan bahwa  WHO sudah mengeluarkan bahwa LGBT: Lesbi, gay, biseksual, dan transgender  adalah bukan penyakit, tetapi orang-orang yang ada yang harus dihormati dan dihargai.
“Oleh sebab itu, sekarang kami berharap media harus menjadi media yang ramah, agama harus menjadi agama yang ramah, dan masyarakat menjadi masyarakat yang ramah  terhadap keberagaman,”  pinta Bunda Mayora.
Butuh Dukungan Media
BACA JUGA:
Ketika Maumere Diver Community Kibarkan Bendera Merah Putih Raksasa di Dalam Laut Tanjung Kajuwulu
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More