Ketika Siswi Muslim Berjilbab Hibur Para Pastor dan Suster Saat Syukuran Perak Imamat Romo Quirinus Galmin di Maumere
Oleh Walburgus Abulat (Wartawan Pojokbebas.com)
Romo Laurens menggarisbawahi bahwa pengalaman berziarah dengan luka-luka identitas sebagai imam apalagi di tengah pandemi covid-19 ini, apa pun situasinya kini sudah berusia 25 tahun.
“Dan ternyata, ia dalam ziarah hidupnya tidak perlu mempersenjatai dirinya dengan mitos-mitos tradisional, tidak perlu dengan kekuatan mamon/harta serta kemampuan manusiawinya yang terbatas.Tetapi ia
bergerak maju dengan kekuatan Allah melalui ekaristi, sabda, Adorasi Abadi, dan devosi serta pengalaman bersama dengan umat Allah. Sebuah karakter imamat yang mesti dan dan terus dibangun dan dijaga,” kata
Romo Laurens.
Selama 25 tahun ziarah imamat, lanjut Romo Laurens, Romo Quin telah menguduskan umat Allah dengan berkatnya supaya umat saling menguduskan, dan Romo Quin telah menolong banyak orang, supaya banyak orang saling menolong; telah memberdayakan umat Allah supaya mereka saling memberdayakan.
“Selama 25 tahun ziarah imamat, Yubilaris telah menjadi hamba Tuhan bagi umat Allah supaya setiap umat hidup sebagai hamba Tuhan dan tidak pernah menjadi hamba dunia. Yubilaris juga telah mengajarkan
kerendahan hati dan kesederhanaan, supaya umat Allah hidup rendah hati dan sederhana sebagai pilihan hidup; telah menjadi kecil, supaya umat Allah hidup tidak saling memperkecil satu dengan yang lain.Moto
imamatmu kini menjadi motto kami, motto kita di mana ‘CintaMu dahsyat kukisahkan terus, kemuliaanMu agung kumaklumkan lanjut. Profisiat, Tuhan memberkati,” kata Romo Laurens.