
Ketika Seminari Pius XII Kisol Goes Synodal, Elemen Warga Berkomitmen Lakukan Revolusi Pendidikan Selaras Zaman
Laporan Wall Abulat (Jurnalis, Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati, dan Alumnus Seminari Kisol Tahun 1989)

Masukan dan Catatan Kritis
Jalannya bedah buku semakin memberi warna intelektual dan selaras zaman ketika tiga siswa Sanpio yakni Stanis Milo, Agustinus Nera Nai dan Stefan menyampaikan beberapa catatan kritis dan masukan di antaranya terminologi revolusi dan evolusi di bidang pendidikan, fakta seputar kemiskian dan pastoral praktis penangannya, dan biaya pendidikan di Seminari/sekolah katolik yang terbilang mahal.
Diskui semakin mendapatkan kepenuhanya karena salah seorang alumni Sanpio yang saat ini menjadi anggota DPR RI Dr. Benny Kabur Harman mengsharingkan pengalamannya seputar pendidikan seminar di eranya yang menekankan tiga hal penting yakni kedisplinan, ilmu pengetahuan/logika berpikir, dan spiritualitas.
Doktor Benny K. Harman pada kesempatan ini juga menawarkan/berharap agar ke depan lembaga pendidikan Seminari juga menerima siswa yang tidak saja untuk calon imam tetapi juga untuk calon awam yang berkualitas.
Pelbagai pertanyaan dari tiga siswa dan masukan dari Doktor Benny K. Harman ditanggapi secara positif dan diapresiasi oleh Editor Buku Dr. Mantovanny Tapung, S.Fil, M.Pd, Dr. Agustinus M. Habur, Lic. Theol. (Rektor UNIKA St. Paulus Ruteng), Dr. Fransiska Widyawati, M.Hum. (Dosen UNIKA St. Paulus Ruteng), Prof. Dr. Gabriel Lele, S.I.P., M.Si (Dosen Universitas Gadjah Mada), Dr. Yonas K.G.D. Gobang, S.Fil.,MA (Rektor UNIPA Maumere), dan Romanus Ndau, S.S., M.Si (Praktisi-Wakil Alumni Sanpio).
Ketua Tim penyusunan Renstra Seminari Kisol yang juga Dosen Unika Santo Paulus Ruteng, Dr.Maksimilianus Jemali di hadapan peserta seminar dan bedan buku menyampaikan beberapa langkah konkret yang tim sudah, sedang dan akan terus lakukan guna guna mewujudkan komitmen bersama Sanpio Go Synodal: Revolusi Pendidikan Melalui Spiritualitas Ekaristi Transformatif.
Terima Kasih
Ketua Panitia RD. Dionisius Labur atau yang akrab disapa Romo Dionne dalam sambutannya antara lain menyampaiakn terima kasih kepada para pihak di antaranya Gubernur NTT, Praeses Seminari Kisol, Editor Buku Dr. Marianus Mantovanny Tapung, para pengulas buku/bedah, para penulis artikel atas refleksi dan sumbangan pemikirannya sehingga menjadi cermin dan obor bagi kam yang berkarya di Lembaga Pendidikan ini, para undangan dan alumni yang hadir dalam acara bedah buku hari ini.
“Kami berharap setelah mendengarkan ulasan tentang isi buku ini, akan terdorong untuk memilikinya dan membacanya demi menemukan mutiara-mutiara berharga dari pemikiran brilliant dari para penulis hebat di dalamnya; para siswa seminari dan sekolah mitra yang telah hadir dalam kegiatan ini, kiranya pengalaman hari ini menjadi motivasi bagi kalian untuk belajar sungguh-sungguh meraih cita-cita hidup, entah sebagai imam atau sebagai awam yang hebat seperti beberapa pembicara yang kita dengarkan sebentarn,” kata Dionne.
Dione menggarisbawahi bahwa bedah buku dan seminar nasional ini untuk memaknai momen Ulang Tahun ke-70 Seminari Pius XII Kisol adalah momen refleksi untuk menatap langkah yang telah ditapaki di masa lampau, dan juga merumuskan mimpi masa depan yang hendak diraih.
“Hal itu dilakukan agar keberadaan Seminari sebagai Lembaga pendiidkan calon imam ini sungguh mampu menghasilkan pribadipribadi calon imam atau pun awam yang mampu berkarya sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman,” katanya
Dalam usianya yang ke-70 tahun ini, lanjut RD. Dionne, Bunda Sanpio merasa bersyukur karena ada banyak kepala dan hati yang berefleksi tentang keberadaannya di masa lampau dan tantangan masa depan yang harus dihadapi, serta berbagai tawaran pemikiran untuk menjadikan Pendidikan di seminari ini semakin mampu beradaptasi dengan tuntuan dan perkembangan zaman, sekaligus tetap berpegang pada pedoman dasar Pendidikan calon imam.
“Sumbangan pemikiran itu kami temukan dalam artikel-artikel dalam buku Sanpio Go Synodal: Revolusi Pendidikan Melalui Spiritualitas Ekaristi Transformatif. Semua artikel dalam buku ini sudah dikategorikan menurut kelima aspek yang menjadi Visi Pendidikan calon imam di seminari ini. Karena itu setiap artikel dalam buku ini menjadi cermin bagi kami yang berkarya di Lembaga Pendidikan ini untuk menilai praktek Pendidikan dan pembinaan yang telah kami jalankan, sekaligus sebagai obor penyuluh jalan bagi kami untuk menemukan jalan dan arah yang tepat bagi karya kami dalam membina dan membimbing para calon imam di seminari tercinta ini,” katanya.
Kehadiran buku ini, lanjutnya, menjadi sumbangan yang sangat berharga dalam menentukan langkah kami ke depan melalui Rencana Strategis yang saat ini sedang kami garap bersama para akademisi dari Unika Santu Paulus Ruteng.
Hadir di Aula Sanpio Kisol saat Seminar Nasional dan Bedah Buku di antaranya sejumlah alumni Sanpio di antaranya Dr. Benny K. Harman (anggota DPR RI), Dr. Siprianus Edy Hardum, S.I.P, S.H. M.H (Dosen dan Pengacara); Praeses Sanpio RD. Fransiskus H. Warman, S. S.Fil., S.Pd; Dr. M. Mantovanny Tapung, S.Fil., M.Pd., RD. Dr. Agustinus M. Habur, Lic. Theol. (Rektor UNIKA St. Paulus Ruteng), dan Romanus Ndau, S.S., M.Si.
Hadir juga Dr. Fransiska Widyawati, M.Hum. (Dosen UNIKA St. Paulus Ruteng), Dr. Jonas K.G.D. Gobang, S.Fil.,MA (Rektor UNIPA Maumere), dan sejumlah tamu undangan lainnya..
Hadir secara daring/zoom meeting Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, Anggota Hakim Konstitusi RI Dr. Inosentius Samsul, Prof. Dr. Gabriel Lele S.I.P., M.Si dan sejumlah alumnus Sanpio lainnya.***