Ketika Pasutri Difabel di Sikka Berjuang Menghidupi 6 Anaknya di Masa Pandemi Covid-19, Seorang di Antaranya Suster

Oleh Walburgus Abulat (Wartawan Pojokbebas.com)

Jarang Mendapatkan Bantuan dari Pemerintah

Pasutri ini juga mengakui bahwa selama ini keluarga mereka agak jarang mendapatkan bantuan dari pemerintah, termasuk di masa pandemi covid-19 ini.

“Kami agak jarang mendapatkan bantuan dari pemerintah. Di masa pandemi covid-19 ini, kami baru mendapatkan bantaun beras 10 kg. Sementara dana BST, kami belum terima,” kata Yosef yang diamini istrinya Nyonya Albina.

Pasutri ini berharap agar pelbagai program intervensi pemerintah di masa pandemi covid-19 ini juga mereka terima, apalagi di tengah kondisi tidak menentunya penghasilan dari usaha jahitan.

“Kami berharap agar di tengah tidak menentunya pemasukan kami dari usaha jahit di masa pandemi covid-19 ini, kiranya program intervensi pemeritah dapat kami terima,” pinta Nyonya Albina penuh harap.

Ketika Pasutri Difabel di Sikka Berjuang Menghidupi 6 Anaknya di Masa Pandemi Covid-19, Seorang di Antaranya Suster
Penasihat Forsadika RD Cyrilus Meo Mali (tengah) didampingi Pastor Paroki Thomas Morus RD Laurens Noi yang juga Pastor Kuasi Gereja Santo Gabriel Waioti (kiri) dan Frater yang menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Pasthorus Fr. Karel, SVD (kanan) berpose bersama usai memimpin misa syukuran HUT ke-3 Forsadika di Pastoran Santo Gabriel Waioti, Minggu (19/9). Foto Walburgus Abulat
BACA JUGA:
Bendungan Wae Pateng Rusak Parah, 29 Hektar Sawah Butuh Pasokan Air
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More