Ketika Pasutri Difabel di Sikka Berjuang Menghidupi 6 Anaknya di Masa Pandemi Covid-19, Seorang di Antaranya Suster
Oleh Walburgus Abulat (Wartawan Pojokbebas.com)
Sementara dalam sambutannya saat acara syukuran Romo Laurens antara lain mengemukakan bahwa Allah adalah Allah untuk semua orang, termasuk untuk difabel.
“Forsadika selalu berikan yang terbaik, mereka selalu bergembira, Gereja tetap terbuka untuk Forsadika. Kita juga berupaya agar setiap bulan ada intensi khusus untuk Forsadika,” kata Romo Laurens.
Cacat Fisik Bukan Cacat Sesungguhnya
Ketua Forsadika Kabupaten Sikka M. Norma Yunita Ngewi, SM dalam sambutannya antara lain menggarisbawahi pentingnya visi pembangunan inklusi. Menurut Norma, pembangunan inklusi bukan saja untuk difabel yang nota bene mengalami kendala secara fisik, tetapi juga untuk semua orang karena semua orang berpeluang menjadi disabilitas.
“Semua kita berpeluang jadi difsabilitas. Siapa mengira politisi kawakan Sikka Bapak Ambros Dan yang beberapa kali menjadi wakil DPRD Sikka, namun kemudian menyandang difabel. Siapa sangka Romo Cyrilus Meo Mali yang pernah menjadi pastor Paroki di beberapa Paroki kemudian mengalami gangguan fisik dan menyandang difabel.Jadi pembangunan inklusi bukan saja untuk kami yang secara fisik mengalami gangguan, tetapi juga untuk kita semua. Karena semua kita berpeluang menjadi disabilitas,” kata Nourma.