Ketika Pastor Paroki Reo Terima Anggota Baru Plus di Kapela Bersejarah Santo Hendricus Jengkalang

Laporan Walburgus Abulat: Jurnalis, Penulis Buku dan Pernah Diutus STFK Ledalero Menjalani Pertukaran Mahasiswa di Fakultas Theologia UKAW Kupang Tahun 1997

Kapela Jengkalang ini menyimpan cerita yang mewarisi nilai sejarah bagi Gereja Katolik di Manggarai Raya, Keuskupan Ruteng dan Keuskupan Labuan Bajo.

Ketika Pastor Paroki Reo Terima Anggota Baru Plus di Kapela Bersejarah Santo Hendricus Jengkalang
Anggota Baru Stefanus Dimas Satria Samers dan keluarga, perwakilan umat yang hadir berpose bersama Pastor Paroki RD. Mansuetus Hariman dan Frater Gabrile Mikael Mareska Udu dari Kongregasi Claretian (CMF usai misa di Kapela Jengkalang, Minggu (3/8/2025). Foto Alfin Gobang.

 

Betapa tidak. Sejarah Gereja Katolik Keuskupan Ruteng dan Keuskupan Labuan Bajo mencatat bahwa di lokasi yang saat ini telah dibangun Kapela Jengkalang merupakan locus berahmat karena di tempat ini 112 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 17 Mei 1912 terjadi pembaptisan lima orang katolik perdana Gereja katolik Manggarai oleh Pater Henrikus Looijmanns, SJ.

Kelima umat katolik perdana yang dipermandikan itu adalah Henricus  Andara, Agnes Mina, Katarina Arbero, Caecelia  Weloe dan Helena Loekoe.

Dari lima orang katolik ini dan berkat karya pastoral dari sejumlah pastor dari pelbagai kongregasi dan imam diosesan serta para tokoh awam maka jumlah umat Katolik di Manggarai Raya atau di Keuskupan Ruteng dan Keuskupan Labuan Bajo saat ini mencapai 1 juta orang. Jumlah ini terbilang terbesar dari 36 keuskupan lainnya yang ada di Indonesia.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More