Ketika PAPHA dan Tokoh Lintas Agama di Sikka Berkomitmen Wujudkan Flores Sehat Jiwa
Laporan Walburgus Abulat (Jurnalis & Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati)

Siap Berkolaborasi
Plh. Sekda Sikkka Fitrinita Kristiani dalam sambutannya saat melaunching Projek BERSAHAJA antara lain menyatakan kesiapan Pemkab Sikka, khusus dinas-dinas terkait, secara khusus para kepala desa dan lurah yang menjadi wilayah dampingan PAPHA untuk menyukseskan usaha bersama untuk mewujudkan Flores, khusus Kabupaten Sikka yang sehat jiwa.
“Pemerintah siap berkolaborasi untuk secara bersama wujudkan Sikka sehat jiwa,” kata Plh. Sekda Fitrinita Kristiani.
Plh. Sekda pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada Yayasan PAPHA dan CBM Global Indonesia Australia dan JPM yang menjalankan misi mulia untuk untuk mewujudkan kesehatan jiwa warga Sikka.
“Pemkab Sikka menyampaikan terima kasih kepada YAYASAN PAPHA, JPM dan mitra kerja mereka,” kata Ibu Fitrinita.
Kesiapan unutuk berkolaborasi juga disampaikan Plt. Kadis Kesehatan Petrus Herlemus dan Kadis Sosial Rudolfus Ali “Kami siap berkolaborasi untuk mewujudkan Sikka sehat jiwa,” kata Petrus Herlemus dan Rudolfus Ali.
Hal senada disampaikan Lurah Waioti Selvianus Yulfrisah dan Kades Geliting Makarius Oskar. “Kami siap berkolaborasi dengan PAPHA dalam upaya bersama wujudkan sehat jiwa di Sikka,” kata Lurah Selvianus Yulfrisah dan KadesMakarius Oskar.
Komitmen Bersama
Tekad untuk berkolaborasi ini juga disampaikan tokoh lintas agama sebagaimana menjadi komitmen bersama pada akhir kegiatan ini yang tertuang dalam rencana tindak lanjut (RTL) dan terbentuknya Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat yang melibatkan semua elemen warga yang hadir dan utusan warga lainnya.
Dari dinamika dan diskusi selama kegiatan dan di sela-sela peluncuran ini digarisbawahi beberapa hal penting di antaranya agar semua elemen warga bisa berkolaborasi secara positif untuk berkontribusi mewujudkan masyarakat Flores yang sehat jiwa raga, hentikan stigmatisasi terhadap warga yang mengalami gangguan dengan mengajukan usulan konkret agar nomenklatur yang lazim digunakan selama ini dengan sebutan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) diganti dengan nomenklatur Orang Dengan Disabiltas Psikososial (ODDP), dan diharapkan para pemuka agama untuk mencerahkan warga dalam khotbah di mimbar-mimbar institusi keagamaan terkait kesehatan jiwa masyarakat dan perlakukan manusiawi dan bermartabat bagi kaum yang mengalami kesehatan jiwa.
Sementara dari PAPHA dan JPM melitanikan beberapa program konkret untuk mewujudkan kesehatan jiwa di antaranya program rehabilitasi masyarakat melalui pemberdayaan hal-hal yang produktif, masyarakat peduli kesehatan jiwa, dan memperkuat pelayanan kesehatan jiwa dengan menargetkan terbentuknyaTim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) yang melibatkan semua elemen warga.