Ketika ‘Laudato Si’ Diuji di Negeri Sendiri; Dimanakah Hati Gereja Berpijak?

Oleh Dr. Don Bosco Doho, Dosen Etika Bisnis pada LSPR Institute of Communication and Business, Jakarta

 

Ujian Terberat ‘Laudato Si’ – Balok di Mata Sendiri

“Namun, otentisitas sebuah pertobatan ekologis diuji bukan hanya dari seberapa keras kita berteriak pada orang lain, tetapi dari seberapa tekun kita menyapu halaman rumah kita sendiri.” ” Sebuah prinsip refleksi diri yang berakar pada ajaran Yesus sendiri: “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” (Matius 7:3). Di sini konsistensi adalah batu uji dari setiap komitmen moral. Jika “pertobatan ekologis” menjadi alasan menolak geothermal, maka semangat yang sama seharusnya berkobar lebih dahsyat lagi untuk mengatasi krisis ekologis yang terjadi di depan mata, yang bahkan berada dalam lingkup pengaruh langsung gereja dan umatnya. Komitmen meneguhkan kita untuk memulai sesuatu, sekecil apapun itu, sedangkan ujian apakah kita bisa menyelesaikannya dan berdampak bagi banyak orang termasuk alam semesta membutuhkan konsistensi. Karena komitmen tanpa konsistensi tidak lebihnya dengan PHP (pemberian harapan palsu).

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More