Ketika Kuburan Jadi Tempat Ziarah dan Doa: Sebuah Perspektif Filosofis dan Teologis

Oleh Dionisius Ngeta

Makam di Flores

 

 

Kuburan adalah simbol kefanaan dan mortalitas. Dalam ziarah dan doa di kubur Aha Tawa, saya diingatkan akan kefanaan hidup dan mortalitas. Bahwa hidup seorang anak manusia tidak kekal. Ia akan mengalami susah-sulit, sakit-penyakit bahkan kematian, selain sukacita dan kebahagiaan. Karena itu setiap orang dituntun untuk merawat dan menjalani kehidupan dengan lebih baik dan bertanggungjawab.

Sebagai sebuah symbol, kuburan akan selalu mengingatkan bahwa manusia memiliki batasan dan pada akhirnya harus menerima akhir dari kehidupan fisik. Karena itu kuburan dapat dilihat sebagai titk akhir perjalanan hidup di dunia. Tetapi juga merupakan titik awal perjalanan di alam berikutnya. Filsafat kematian mencoba memahami makna dari kefanaan ini.

Untuk itu hemat saya berziarah dan membiarkan diri berada dalam suasana hening dalam doa di kuburan merupakan saat indah untuk berkontemplasi tentang makna kehidupan dan kematian. Dengan merenungkan kematian, seseorang dapat lebih menghargai kehidupan (hidup) dan memprioritaskan hal-hal yang penting, seperti beribadah, berbuat baik, beramal saleh, berbakti pada orangtua apalagi di usia senja/lansia, menjaga kesehatan dan relasi sosial yang baik dengan sesama dan alam lingkungan.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More