Ketika Doa Umat Saat Misa Akbar Dipimpin Paus Fransiskus di GBK Didaraskan Dalam Bahasa Manggarai

Oleh Walburgus Abulat ( Jurnalis, Penulis Buku, dan Anggota Biro Komsos Keuskupan Maumere

Sebab sadar atau pun tidak, pertarungan propaganda keagamaan yang  terlahir dari ketamakan hati untuk menguasai sesama akan terus mengobarkan kebencian dan balas dendam yang berkepanjangan dan tentu akan menciderai esensi kita sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dan yang berbhineka Tunggal Ika.

Tanpa mengurangi sikap  antusiasme elemen bangsa lintas agama menyambut kedatangan Sri Paus Fransikus, timbul pertanyaan dalam benakku,  apa wujud konkret tanggung jawab kita (baca tokoh lintas agama) sebagai elemen bangsa pascakunjungan Sri Paus Fransiskus ini?

Pertanyaan ini bukan pelepasan bentuk ketidakpuasan terhadap praktik-praktik tak terpuji oknum-oknum yang mengaku beragama di negeri ini, yang sering memenjarakan sesama dengan sikap arogan melarang umat agama tertentu menjalankan praktik kebebasan beragama dan mendirikan bangunan rumah ibadat sekadar dijadikan medium untuk berjumpa Tuhan yang diimaninya?

Tanpa menutupi upaya baik pemerintah selama ini yang menjaga keberagaman dan memberi kemudahan kepada warganya untuk menjalankan keberadaannya sebagai insan Pancasila yang berbhineka Tunggal Ika, kita pun berani berkata bahwa masih ada kasus-kasus atas nama kerakusan oknum-oknum yang mengaku beragama yang menciderai keberadaan kita sebagai Insan Pancasila yang berbhineka Tunggal Ika.

BACA JUGA:
Pendidikan Moral di Polres Nagekeo Perlu Ditingkatkan, Apa sebabnya?
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More