Ketika Doa Umat Saat Misa Akbar Dipimpin Paus Fransiskus di GBK Didaraskan Dalam Bahasa Manggarai
Oleh Walburgus Abulat ( Jurnalis, Penulis Buku, dan Anggota Biro Komsos Keuskupan Maumere
Lihat saja bagaimana praktik-praktik tak terpuji segelintir orang beragama yang melarang kelompok agama tertentu yang sedang warga untuk menjalankan ibadat atau doa kepada Tuhan yang diimaninya di beberapa daerah di Pulau Jawa dan Sumatera dalam beberapa tahun terakhir.
Di balik satu dua kasus minor di atas, alangkah damainya ada bersama kita sebagai warga negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan berbhineka Tunggal Ika, jika tiap-tiap kita bukan berbicara soal agama, tetapi bagaimana mengimplementasikan iman yang dihayatinya sesuai ajaran agamanya untuk kebaikan bersama (bonum commune) sebagai insan Pancasila yang berbhineka Tunggal Ika.
Semoga kedatangan Sri Paus Fransiskus semakin memberikan nilai plus dalam keseharian kita apa pun agama, suku, ras dan golongan yang melekat pada kita dalam satu semangat untuk memartabatkan manusia Indonesia yang ber-Pancasila dan Ber-Bhineka Tunggal Ika, termasuk keberagaman Agama, Bahasa Daerah, adat istiadat, dan aneka keragaman lainnya.
Terima kasih Paus Fransiskus sudah mengujungi Indonesia. Terima kasih panitia kunjungan, khususnya Panitia Perayaan Misa Akbar di GBK yang telah memilih enam bahasa daerah di Indonesia, termasuk Bahasa Manggarai yang dijadikan media komunikasi ujud doa umat dalam perayaan akbar yang dipimpin Paus Fransiskus di GBK pada Kamis 5 September 2024. Tuhan memberkati. ***