Ketika Diam itu Dosa, dan Bersuara itu Ibadah

Oleh: Mathildis Amboysa Mamus, Mahasiswi STIPAS Ruteng

Maka, jangan diam. Jangan takut. Jangan pura-pura tidak tahu. Dengarkan suara itu. Dan bertindaklah. Karena ketika hati nurani bicara, diam bukanlah pilihan — diam adalah dosa. Dan bersuara, sekecil apa pun, adalah ibadah yang paling mulia. Dan suara bukan sekadar kata, tetapi tindakan iman. Ia adalah perwujuda cinta kasih kepada sesama, penghormatan terhadap martabat manusia, dan ketaatan kepada Sang Pencipta. Maka, jangan biarkan dunia ini semakin bising oleh kebohongan, tetapi semakin sunyi karena kebenaran tidak diucapkan.

Bersuaralah—sebab kadang, satu suara kecil bias menjadi gema perubahan besar.Dan ketika suara itu berpihak pada kebenaran, ia bukan sekadar ekspresi manusiawi, melainkan doa yang hidup, ibadah yang nyata.***

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More