
Ketidakadilan sebagai Luka Sosial dan Moral
Oleh Marselina Leliosa, Mahasiswi Semester VII STIPAS St. Sirilus Ruteng
Dalam terang iman, perjuangan melawan ketidakadilan bukan hanya proyek sosial, melainkan juga bagian dari panggilan untuk menghidupi Injil. Yesus sendiri hadir sebagai pembela orang kecil dan tertindas. Ia menyembuhkan, membebaskan, dan memperlakukan semua orang dengan kasih. Dengan meneladani-Nya, umat beriman dipanggil untuk menjadi garam dan terang yang menghadirkan keadilan di tengah dunia.
Ketidakadilan adalah realitas yang menyakitkan dan terus menghantui kehidupan manusia. Namun, Ajaran Sosial Gereja memberikan teropong yang jernih untuk menilai kenyataan itu sekaligus pedoman untuk bertindak. Dengan menjunjung martabat manusia, membangun solidaritas, memperjuangkan kesejahteraan umum, dan menghormati subsidiaritas, kita dapat melawan ketidakadilan yang merusak.
Perjuangan ini memang panjang dan penuh tantangan, tetapi iman menguatkan kita bahwa setiap upaya kecil menuju keadilan adalah bagian dari karya Allah sendiri. Dengan demikian, melawan ketidakadilan bukan sekadar pilihan, melainkan panggilan iman untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia.***