
Ketidakadilan sebagai Luka Sosial dan Moral
Oleh Marselina Leliosa, Mahasiswi Semester VII STIPAS St. Sirilus Ruteng
Namun, jika Gereja diam, maka misi pewartaan Injil kasih akan kehilangan makna. Oleh sebab itu, Gereja tidak boleh hanya berkhotbah di mimbar, tetapi juga harus terjun ke dalam realitas sosial: mendampingi kaum miskin, memperjuangkan pendidikan yang merata, mendukung hak-hak pekerja, dan melindungi lingkungan hidup. Dengan demikian, ajaran iman tidak hanya berhenti pada kata-kata, tetapi sungguh menjadi tindakan nyata.
Peran Umat Beriman
Melawan ketidakadilan bukan hanya tugas hirarki Gereja atau para pemimpin, melainkan juga tugas semua umat beriman. Setiap orang dipanggil untuk terlibat sesuai dengan kapasitasnya. Misalnya, seorang guru bisa melawan ketidakadilan dengan memastikan semua anak, termasuk yang miskin, mendapat akses pendidikan. Seorang pengusaha bisa mewujudkannya dengan memberikan upah layak kepada karyawan. Seorang politisi bisa berjuang dengan menyusun kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil. Bahkan dalam lingkup kecil, kita bisa melawan ketidakadilan dengan memperlakukan sesama dengan hormat tanpa diskriminasi.