Keseimbangan Ekologi dan Burung Pipit: Belajar dari Great Faminedi China

Oleh: Bernadinus Steni*

Sarang burung pipit juga dibasmi, telurnya diremukkan, dan anak-anaknya dimusnahkan. Warga juga menembak jatuh burung pipit yang sedang terbang bergerombol dari langit.

Bahkan di Peking, 3 juta pasukan dibentuk untuk membasmi burung pipit dari rumah ke rumah, termasuk yang mengungsi ke sejumlah kedutaan besar. Selain itu, diadakan lomba kebersihan yang melibatkan perusahaan, instansi pemerintah, dan sekolah-sekolah.

Imbalan non-materi diberikan kepada mereka yang menyerahkan ekor tikus, lalat dan nyamuk mati, atau burung pipit mati dalam jumlah terbesar.

Kebijakan Pemerintah China ketika itu menyebutkan setiap ekor burung pipit diperkirakan merampok 1.8 kg biji-bijian dari petani tiap tahunnya.

Secara statistik, perhitungan itu dapat menggagalkan target pertumbuhan produksi pertanian Pemerintahan Mao kala itu. Lebih dari itu, otak atik angka-angka itu dianggap sebagai sabda Mao, sehingga semua orang harus patuh.

Namun pendapat ini dibantah oleh seorang Ornitologis, Tso-hsin Cheng, sejak awal kampanye itu diluncurkan tahun 1958. Cheng menyebutkan bahwa selain biji-bijian, burung pipit juga mengkonsumsi serangga terutama belalang dan pemakan rumput yang merupakan musuh utama petani.

BACA JUGA:
Legal Standing dan Legalitas Terhadap Status Tanah HGU di Tanah Ai (Tanggapan Atas Tulisan John Bala, SH)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More