Kesalahan Masa Lalu Memilih Pemimpin Sikka Jangan Terulang Lagi di 2024

Oleh: Marianus Gaharpung, SH, MS (Dosen Fakultas Hukum Universitas Surabaya [Ubaya])

Kedua, Trust (kepercayaan), terkadang bupati dan wakil bupati kurang menjalin kepercayaan dengan kepala dinas/ badan serta staf di daerah. Padahal dengan roadmap yang jelas dan terinci serta kepercayaan yang penuh, maka kepala dinas dan staf lainnya akan sangat membantu kerja bupati dan wakil bupati;

Ketiga, Communication (komunikasi), terkadang bupati dan wakil bupati sibuk turun ke masyarakat lupa bahwa hal- hal yang sangat penting adalah apakah sudah berkomunukasi yang baik dengan kepala dinas dan seluruh staf? Harusnya dijadualkan secara rutin setiap jumat (jumatan) bupati wakil bupati serta kepala dinas/ badan rapat membahas persoalan apa saja yang berkembang agar semua yang dilakukan bupati wakil bupati dan kepala dinas/badan adalah satu bahasa dan pemikiran yang sama. Justru yang terjadi ketika warga masyarakat tanya bupati/ wakil bupati hari ini buat apa atau kemana terkadang kepala dinas/ badan tidak tahu ini adalah sebuah kecelakaan penyelenggaraan administrasi pemerintahan. Ibarat dalam rumah tangga, suami pergi kemana, istri atau anak tidak tahu. Disamping itu, perlu diagendakan public hearing bersama tokoh masyarakat, tokoh agama, para akademisi, organisasi kemasyarakatan, organisasi kemahasiswaan agar mendapat input yang sangat berguna bagi pembangunan Nian Tanah Sikka;

BACA JUGA:
Delik Formil UU Tipikor dan Relasi Kuasa (Bedah kasus Dugaan Korupsi Dana BTT)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More