Kerusakan Alam dan Cerita Keruntuhan Peradaban Masa Lalu
Oleh Yustinus Suhardi Ruman, Character Building Development Center, Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
Proses-proses perusakan lingkungan oleh masyarakat masa lalu dibagi ke dalam delapan kategori, yang kadarnya relatif berbeda dari kasus ke kasus. Proses-proses perusakan itu meliputi; penggundulan hutan dan penghacuran habitat, masalah tanah (erosi, penggaraman, dan hilangnya kesuburan tanah), masalah pengelolaan air, perburuan berlebihan, penangkapan ikan berlebihan, efek spesies yang didatangkan terhadap spesies asli, pertumbuhan popolasi manusia, dan peningkatan dampak per kapita manusia.
Keruntuhan-keruntuhan masalah lalu menurut Diamond cenderung mengikuti jalur-jalur yang cukup serupa dengan variasi tema yang sama. Pertumbuhan jumlah penduduk memaksa masyarakat mengadopsi cara-cara produksi intensifikasi agrikultura (misalnya irigasi, tumpang sari, atau terasering), dan memperluas lahan pertanian dari tanah terbaik yang dipilih terlebih dahulu, lalu kemudian ke tanah yang kurang subur untuk ditanami. Semua ini adalah untuk memastikan kebutuhan pangan bagi begitu banyak penduduk.
Praktik-praktik tak berkelanjutan tersebut telah menimbulkan kerusakan lingkungan. Praktek-praktek nomaden misalnya telah meninggalkan jejak kerusakan alam yang luar biasa. Ketika suatu lahan sudah tidak memberi kehidupan lagi, manusia berpindah kelahan yang baru. Ia terus beralih dari lahan yang kurang subur ke lahan yang subur, lalu bila sudah tidak subur lagi, ia pergi mencari tempat baru yang subur. Begitu seterusnya.