Kepemimpinan Jokowi: Tidak Sekedar Meninggalkan Legesi
Oleh Dionisius Ngeta (Koordinator Program Yasbida Maumere)
Begitu banyak waduk dibangun adalah strategi agar masyarakat kecukupan air dan bisa mengairi sawah. Beras akan cukup untuk kebutuhan rakyat dan tidak ada impor dari luar. Transportasi dibangun di berbagai pulau di Indonesia. Trans Papua, Trans Sulawesi, Trans Kalimantan, Trans Sumatra, Trans Jawa agar mobilitas masyarakat dan distribusi barang makin capt dan mudah. Destinasi wisata dibuka, sarana prasarana dan fasilitas disiapkan adalah strategi agar wisatawan manca negara makin meningkat. Jokowi tak pernah kehilangan strategi untuk merealisasi visi.
Strategi Jokowi ibarat sebuah kendaraan yang tepat dan mampu menghantar masyarakat ke tempat tujuan yakni pemerataan, kadilan dan kesejahteraan. Strategi menjadi jembatan penghubung dan menjadikan visi terealisir. Strategi merupakan sarana untuk membantu melihat dan menangkap setiap kesempatan dan peristiwa agar tidak kehilangan momentum emasnya.
Bagi segelintir orang, memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur bukan momen yang tepat. Mereka mungkin tidak bisa melihat dan menemukan momentum emas di tengah pandemi Covid 19. Hanya orang yang optimis, memiliki visi dan strategi mampu melihat kesempatan dalam setiap tantangan dan kesulitan. “An optimist sees the opportunity in every difficulty but a pessimist sees the difficulty in every opportunity”.