Kenapakah Kenapakah; Suara Pinggiran
Oleh Gerard N. Bibang, alumnus IFTK Ledalero, pernah bekerja di Deutsche Welle di Koeln dan Radio Nederland Wereldomroep di Hilversum, sekarang tinggal di Jakarta.
SUARA kami suara pinggiran suara rakyat suara Tuhan; semua sudah dimandatkan dan di tanganmu telah tergenggam; engkau gagah ke sana ke mari; memalingkan muka dari suara-suara lirih; apakah suara-suara itu? ialah bait-bait cinta pedih TUHAN kepada engkau yang menempati singgasana dan memimpin dunia untuk berparuh waktu.
Kenapakah engkau tidak bergabung bersama bintang gemintang di langit-NYA, bersama pepohonan, laut dan sungai di bumi yang bersama-NYA mendendangkan lagu-lagu cinta.
Kenapakah engkau tidak mengucapkan kata-kata yang menarik rasa cinta-NYA; kenapakah engkau tidak bergerak melakukan sesuatu yang merangsang rangkulan kemesraan-NYA; kenapakah engkau tidak pernah sadar suara kami adalah suara-NYA; kenapakah engkau terus memperlakukan kami sebagai obyek penyerta yang dibutuhkan jika engkau ada maunya.
Jika engkau berlangkah dan melihat tawa kami, kenapakah yang berkembang dalam jiwamu hanyalah niat untuk diapakan orang-orang pinggiran ini; yang sekarang engkau tidak anggap lagi karena permainan sudah selesai; kekuasaan sudah di tangan, sekarang maumu apa, begitu engkau membathin; kenapakah engkau tidak mendengarkan dan merasakan tubuh fisikmu dan tubuh emosionalmu; kenapakah engkau berlagak tidak tahu; jangan-jangan engkau tidak tahu bahwa tidak tahu; jika engkau tidak mau tahu, kami dari pinggiran hanya berkata: lihatlah sejarah!