
Kemiskinan Masalah Hilangnya Martabat dan Hak Asasi Manusia
Oleh Alina Noyanti Jerahan, Mahasiswi Semester VII STIPAS St. Sirilus Ruteng
Ketiga, RN tidak melihat kemiskinan hanya sebagai masalah ekonomi. Ensiklik ini mengatakan bahwa solusi untuk mengatasi kemiskinan harus melibatkan aspek moral dan spiritual. Dalam hal ini, pentingnya solidaritas dan kepedulian terhadap mereka yang lemah dan miskin. Menunjukkan kepedulian dan solidaritas terhadap mereka yang membutuhkan serta membantu dalam meningkatkan kualitas hidup.
Keempat, kemiskinan itu bukan sesuatu yang tidak pantas. Kewajiban bekerja untuk mencari nafkah bukan menjadi alasan untuk merasa malu. Yesus mengatakan, “Berbahagialah mereka yang miskin di hadapan Allah” (Mat 5:3).
Orang miskin ada karena ketidakadilan yang harus mereka terima akibat kejahatan orang-orang yang memiliki kuasa , dan merampas hak-haknya yang seharusnya mereka dapatkan. Dalam hal ini kemiskinan yang terjadi adalah kemiskinan struktural. Para penguasa hanya memikirkan tentang dirinya sendiri tanpa memikirkan nasib kaum miskin.
Gereja memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyuarakan ketidakadilan dan penindasan hak-hak orang miskin. Gereja hadir untuk berpihak pada mereka yang lemah, yang miskin, dan yang terpinggirkan. Selain itu juga, Gereja mengajarkan tentang cinta kasih yaitu kepedulian terhadap nasib kaum miskin. Cinta kasih merupakan ajaran Gereja yang diutarakan oleh Yesus sendiri yang mengajarkan kasih Allah dan kasih terhadap sesama.