Kemendag: Integrasi Tol Laut Dorong Efisiensi Distribusi Barang
JAKARTA, Pojokbebas.com- Integrasikan Tol Laut dengan program Sinergi Gerai Maritim (SIGM) berdampak pada efisiensi distribusi barang.
SIGM mencakup pembangunan depo di beberapa daerah serta pelaksanaan kegiatan temu bisnis yang melibatkan pelaku usaha dari berbagai wilayah.
Dengan adanya SIGM, distribusi barang dari produsen ke konsumen dapat berjalan lebih efisien.
Moga Simatupang, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI menyampaikan itu dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema 10 ‘Tahun Menghubungkan Indonesia untuk Pemerataan dan Keadilan’, Senin (30/9).
“Untuk meningkatkan produk UKM, kita sudah melakukan forum bisnis oleh Kamar Dagang dan Industri Daerah (KADINDA) di daerah,” ujar Moga Simatupang
“Kita temukan pelaku usaha di daerah tertentu dan kita pertemukan dengan pelaku usaha di daerah lain,” imbuhnya.
Integrasi Tol Laut dengan SIGM ini berdampak positif pada perekonomian masyarakat setempat, serta memberikan akses yang lebih adil terhadap bahan pokok dan barang penting lainnya.
Menurut Moga, Eefisiensi Tol Laut telah membantu menstabilkan harga di berbagai daerah dengan mempercepat arus distribusi barang.
“Kalau kita flashback, Tol Laut ini dasarnya peraturan presiden, lalu kita turunkan menjadi aturan di Kementerian Perdagangan,” tandasnya.
“Ada 11 bahan pokok, 7 bahan penting, dan 32 barang lainnya yang masuk dalam pengaturan distribusi Tol Laut,” sambungnya.
Diketahui, salah satu target utama peluncuran Tol Laut adalah untuk mengatasi ketimpangan harga di berbagai wilayah Indonesia.
“Efek positif penurunan disparitas harga ini terasa lebih signifikan di wilayah Timur Indonesia, yang selama ini menghadapi tantangan logistik lebih besar dibandingkan dengan wilayah lainnya,” tambahnya.
Perkembangan Tol Laut berdasarkan koefisien variasi sebagai indikator disparitas harga antarwilayah dan antarwaktu menunjukkan penurunan yang signifikan.
“Pada tahun 2015, koefisien variasinya tercatat 14,2%, sedangkan pada tahun 2024 turun menjadi 10,25%,” ungkapnya.
Dalam 10 tahun terakhir, program Tol Laut ini membuktikan bahwa inisiatif pemerintah untuk menciptakan pemerataan ekonomi dapat terwujud dengan komitmen bersama dari berbagai pihak.
Pemerintah pun akan terus melakukan evaluasi dan perbaikan agar program ini dapat memberikan manfaat maksimal bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Moga menambahkan, koordinasi lintas lembaga menjadi kunci utama keberhasilan program Tol Laut dalam menekan disparitas harga antarwilayah.
“Pemerintah mencatat bahwa sejak pengimplementasian program ini, rata-rata inflasi berada di bawah target sasaran,” tukasnya.
Berkurangnya disparitas harga ini menunjukkan keberhasilan koordinasi yang baik antar lembaga serta komitmen kuat pemerintah untuk mewujudkan keadilan ekonomi bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Keberhasilan ini juga tidak lepas dari peran aktif berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga para pelaku usaha yang memanfaatkan Tol Laut untuk pengiriman barang.
“Ini koordinasi antar lembaga, salah satunya pemda. Tergantung pemda mana, memilih produk mana untuk dipasarkan ke mana, baik domestik maupun internasional,” tambah Moga.
Dengan adanya koordinasi yang baik antar lembaga serta pemanfaatan Tol Laut yang optimal, disparitas harga barang di berbagai wilayah Indonesia diharapkan dapat terus menurun.
“Efisiensi ini tidak hanya meringankan beban masyarakat, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di seluruh pelosok negeri,” tutupnya.