Keluarga Besar Pocoleok Jabodetabek Aksi Tolak Proyek Geothermal di Pocoleok
Sepenarian dengan itu, Serikat Pemuda NTT memastikan akan terus mengkawal proyek geothermal di Pocoleok dan Flores secara umum. “Di internal, kami terus mengkaji soal risiko geothermal. Jadi kami akan terus mengakwal eksplorasi geothermal di NTT,” kata Gesry Ardo Ndahur , Ketua Umum Serikat Pemuda NTT.
Yohanes mengatakan, selama dua pekan terakhir, Serikat Pemuda NTT bertemu dengan beberapa tokoh dari Pocoleok di Jakarta. Dari rapat-rapat ini, keluarga besar Pocoleok Jabodetabek bersama Serikat Pemuda NTT merumuskan dasar-dasar aksi penolakan proyek geothermal di Pocoleok. Pertama; (Ideology); Sukarno, sang pendiri bangsa dalam pidato 1 Juni 1945 dengan gamblang menyebutkan persatuan rakyat dengan tanah: “Tidak dapat dipisahkan rakyat dari bumi yang ada di bawah kakinya”.
Ideologi ini mesti menjadi acuan dalam proyek pembangunan pemerintah termasuk pembangunan energi PLTU Ulumbu di Pocoleok. Upaya perluasan ekspansi titik eksplorasi geothermal ke wilayah Pocoleok sudah tentu akan memisahkan masyarakat Pocoleok dari tanahnya. Kedua; (Cultural) Apa yang diserukan Soekarno juga telah mengakar jauh sebelum rumusan itu dikumandangkan dalam pidatonya yang legendaris itu. Penolakan masyarakat Pocoleok pada proyek Geothermal berdiri pada suatu nilai ideologi yang mengakar (Gendang one, lingko peang; antara kehidupan kampung dan tanah; antara rakyat dan tanah, merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan). Ungkapan ini adalah sinonim dengan kumandang ideologi Soekarno. Di titik ini, kita akhirnya mengerti bahwa Pancasila digali dari bumi Indonesia.
ini artikel terkeren yang saya pernah datangi, membahas tentang dunia sangat infromatif…recommended banget untuk kalian.. terima kasih admin.. sukses selalu