Kekufuran Pendidikan (Merenungkan Ultah PGRI ke-79 dan HGN ke-30)

Oleh Fardinandus Erikson (Peminat Karya Pendidikan)

Dalam konteks filsafat, kekufuran pendidikan bisa merujuk pada sebuah sistem atau pendekatan pendidikan yang gagal untuk mencapai tujuan sejati pendidikan itu sendiri, seperti pengembangan moralitas, kecerdasan kritis, kebebasan berpikir, atau pencapaian kebaikan bersama. Para filsuf seperti Plato, Rousseau, Dewey, Freire, dan Kant, meskipun memiliki pandangan yang berbeda, semuanya menekankan bahwa pendidikan harus memperhatikan nilai-nilai luhur dan mengembangkan potensi penuh individu untuk hidup dalam masyarakat yang adil dan bermoral. Kekufuran pendidikan terjadi ketika sistem pendidikan itu malah merusak, mengekang, atau mengabaikan nilai-nilai ini.

 

B. Kesadaran yang disituasikan (situated consciousness) merujuk pada pemahaman bahwa kesadaran seseorang tidak terlepas dari konteks sosial, budaya, historis, dan material di mana individu tersebut berada. Konsep ini menekankan bahwa pengalaman, pemikiran, dan interpretasi individu terhadap dunia dipengaruhi oleh situasi atau lingkungan sosial tempat mereka berada. Dalam arti lain, kesadaran tidak bersifat abstrak atau terpisah dari realitas sosial, tetapi terkait erat dengan kondisi konkret dan situasi sosial yang ada.

  1. Kesadaran dalam Konteks Sosial

Kesadaran yang disituasikan mengakui bahwa pemahaman dan perspektif seseorang terhadap dunia dipengaruhi oleh konteks sosial tempat mereka hidup. Faktor-faktor seperti kasta sosial, status ekonomi, budaya, pendidikan, dan lingkungan sosial membentuk cara orang berpikir, merasa, dan bertindak.

  1. Kesadaran dalam Perspektif Sosiologi dan Filsafat

Dalam sosiologi dan filsafat, kesadaran yang disituasikan terkait dengan konsep bahwa pemahaman individu atau kesadaran diri bukanlah sesuatu yang terisolasi, melainkan dibentuk oleh interaksi dengan orang lain dan lingkungan sosialnya. Kesadaran ini selalu dalam proses konstruksi berdasarkan pengalaman, hubungan sosial, dan konteks tertentu.Pierre Bourdieu, seorang sosiolog Prancis, berpendapat bahwa habitus (struktur mental dan kebiasaan sosial yang terbentuk) dipengaruhi oleh pengalaman individu dalam lingkungan sosial mereka. Habitus ini, pada gilirannya, membentuk cara seseorang melihat dan berinteraksi dengan dunia.MichelFoucault juga menekankan bagaimana diskursus sosial—cara-cara berbicara, berpikir, dan memahami tentang hal-hal tertentu—dibentuk oleh kekuatan sosial dan historis yang ada di sekitar individu. Kesadaran seseorang terhadap realitas sering kali merupakan hasil dari norma dan nilai-nilai yang dominan dalam masyarakat.

  1. Kesadaran yang Disituasikan dalam Psikologi
BACA JUGA:
Tidak Terbatas pada Penataan Sarana dan Fasilitas Sekolah (Memaknai Peringatan Hari Guru Nasional yang Ke-79)

Dalam bidang psikologi, kesadaran yang disituasikan juga mencakup gagasan bahwa persepsi dan perhatian individu dipengaruhi oleh konteks tempat mereka berada. Misalnya, cara seseorang memandang suatu kejadian atau permasalahan akan berbeda jika mereka berada dalam situasi yang penuh tekanan atau dalam kondisi tertentu, seperti stres atau rasa aman.Psikologi kognitif dan psikologi sosial menunjukkan bahwa perilaku dan keputusan individu sering kali tergantung pada faktor-faktor sosial yang mengatur atau membentuk pengalaman mereka, seperti pengaruh kelompok, tekanan sosial, dan norma yang berlaku dalam suatu konteks budaya.

  1. Kesadaran yang Disituasikan dalam Teknologi dan Media

Dalam era digital dan media sosial, konsep kesadaran yang disituasikan juga relevan untuk memahami bagaimana teknologi dan media membentuk cara individu memahami dunia dan berinteraksi dengan orang lain. Platform media sosial dan teknologi memberikan konteks baru yang mengubah cara orang berpikir tentang identitas, hubungan sosial, dan realitas.Misalnya, bagaimana seseorang memahami isu politik atau sosial sering kali dipengaruhi oleh informasi yang mereka terima melalui media sosial, yang membentuk konteks informasi yang mereka konsumsi.

  1. Kesadaran yang Disituasikan dalam Praktik Sehari-hari

Dalam praktik sehari-hari, kesadaran yang disituasikan mengacu pada cara orang berperilaku dan merespon lingkungan sekitar mereka berdasarkan situasi tertentu. Setiap individu membawa perspektif yang berbeda berdasarkan pengalaman hidup dan nilai-nilai yang ditanamkan dalam lingkungan sosial mereka. Konteks ini juga mempengaruhi bagaimana individu menghadapi tantangan atau masalah tertentu dalam hidup mereka.Kesadaran yang disituasikan adalah konsep yang menggambarkan bahwa cara kita berpikir, merasa, dan memahami dunia ini sangat dipengaruhi oleh konteks sosial, budaya, ekonomi, dan historis tempat kita berada. Ini berarti bahwa kesadaran individu tidak  terlepas dari lingkungan sekitar, yaitu dibentuk melalui interaksi kita dengan dunia dan pengalaman yang kita jalani dalam situasi sosial tertentu.

BACA JUGA:
Rasionalitas & Moralitas Proses Judisial Hukum Positif
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More