Kekufuran Pendidikan (Merenungkan Ultah PGRI ke-79 dan HGN ke-30)

Oleh Fardinandus Erikson (Peminat Karya Pendidikan)

 

III. kekufuran pendidikan berdasarkan refleksi kritis

Kekufuran pendidikan menurut refleksi kritis dapat diartikan sebagai penolakan atau ketidakpedulian terhadap nilai dan tujuan sejati pendidikan. Para pecinta kebijaksanaan   telah memberikan berbagai pandangan tentang pendidikan, dan beberapa di antaranya bisa dihubungkan dengan konsep kekufuran pendidikan, terutama ketika pendidikan tidak memenuhi nilai-nilai moral, intelektual, atau sosial yang diharapkan. Beberapa pemikiran kritis  yang relevan dengan konsep ini adalah:

  1. Plato dan Pendidikan untuk Kebaikan

Dalam karya-karyanya, terutama dalam “Republik,” Plato menekankan pentingnya pendidikan untuk mencapai kebaikan bersama dan membentuk individu yang bijaksana dan adil. Plato berpendapat bahwa pendidikan harus membentuk jiwa dan akal manusia agar dapat mencapai kebaikan tertinggi, yaitu “kebenaran” dan “keadilan”. Kekufuran pendidikan dalam konteks Plato bisa berarti suatu sistem pendidikan yang tidak membimbing individu menuju pencapaian nilai moral dan intelektual tertinggi, atau bahkan yang membentuk individu dengan keburukan moral dan ketidakadilan.

BACA JUGA:
Bukan Baku Hantam, Tetapi Kerja Samalah yang Menentukan Bumi Bertahan
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More