Kekufuran Pendidikan (Merenungkan Ultah PGRI ke-79 dan HGN ke-30)
Oleh Fardinandus Erikson (Peminat Karya Pendidikan)
Persepektif yang bagaimanakah bisa meneropong ketidaksadaran yang dikondisikanpada satu pihak. Pada pihak lain antisipasi yang bagaimanakah apabila terjadi kesadaran yang disituasikan seperti sekarang ini.
A. Ketidaksadaran yang dikondisikan merujuk pada kondisi di mana pikiran, perasaan, atau perilaku seseorang dipengaruhi atau diprogram oleh faktor eksternal tanpa kesadaran penuh dari individu itu sendiri. Konsep ini mengacu pada bagaimana individu dapat memiliki reaksi atau keyakinan yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial, budaya, pengalaman masa lalu, atau pembelajaran sosial yang memengaruhi mereka tanpa mereka sadari. Ketidaksadaran yang dikondisikan terjadi ketika pola-pola tertentu terbentuk melalui proses yang tidak disadari dan menjadi bagian dari cara kita berpikir atau bertindak, meskipun kita tidak sepenuhnya sadar akan pengaruh tersebut.
I. Bermula dari ”Kekafiran”.
Kata “kufur” berasal dari bahasa Arab, yang secara etimologi berarti “menutup” atau “menyembunyikan.” Dalam konteks agama tertentu , kufur merujuk kepada tindakan menolak atau mengingkari ajaran Tuhan, terutama dalam hal keimanan terhadap Tuhan atau prinsip-prinsip agama. Secara harfiah, kufur berarti menutup kebenaran atau menyembunyikan fakta yang sudah jelas. Kata kufur berasal dari akar kata كفر (k-f-r) dalam bahasa Arab, yang berarti “menutup” atau “mengingkari.” Dalam bahasa Arab, kata ini digunakan untuk menggambarkan tindakan menutup sesuatu yang terang atau menyembunyikan kebenaran.Dalam konteks agama, kufur berarti mengingkari atau menolak keyakinan terhadap Tuhan atau prinsip-prinsip agama yang telah diajarkan.