
Kehormatan Lebih Penting dari Sekadar Fatamorgana Kekuasaan (Mencermati Leadership Style Presiden Jokowi)
Oleh Dionisius Ngeta, S.Fil, Warga RT/RW 018/005 Kel. Wuring Kec. Alok Barat, Kab. Sikka
Atas dasar kehormatan itu juga, sekali lagi Jokowi kembali bersuara keras. Ia menegaskan tidak berniat dan tak punya minat untuk menjabat selama 3 periode. “Saya tegaskan, saya tidak ada niat. Tidak ada juga berminat menjadi presiden tiga periode,” kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (15/3/2021).
Jadi bagi Presiden Jokowi, harga diri, kehormatan, marwah dan keadaban institusi negara dan pemerintah yang dipimpinnya jauh lebih berharga daripada sekedar jabatan dan fatamorgana kekuasaan. Dia bukan tipe pemimpin yang lapar dan haus akan jabatan dan kekuasaan walaupun mungkin bisa dilakukannya. Dia bukan politisi gila harta dan uang walaupun mungkin bisa diupayakannya. Dan Jokowi bukan juga tipe pemimpin yang mudah mengorbankan kehormatan konsntitusi, institusi, bangsa dan negara yang dipimpinnya, demikian juga nama baik dan keluarganya.
Dia adalah negarawan, politisi dan pemimpin sejati dengan integritas mumpuni. Dia selalu lapar dan haus mengutamakan marwah dan kepentingan masyarakat dengan spirit kerja, kerja dan kerja serta etos kerja dan disiplin tinggi dengan sangat konstitusional dalam setiap pengambilan keputusan. Jokowi adalah presiden dengan frekwensi turun kedaerah paling tinggi/banyak sepanjang sejarah presiden Indonesia.