Kehidupan dan Misi Paus Fransiskus (Jeritan air mata seorang murid)

Oleh Pascual Semaun, SVD, Misionaris Indonesia di Paraguay

Ia telah mengajarkan Gereja untuk berjalan, bukan bertakhta.

Penerusnya kini berdiri di persimpangan sejarah: antara dunia yang menjerit dan Injil yang memanggil.

Ia harus melanjutkan reformasi, menyatukan yang terpecah, dan menghidupi nilai yang tak lekang: belas kasihan, keadilan, dan keberanian untuk berubah.

 

Tantangan Masa Depan:

 

Menjaga Nyala Lilin, Menyalakan Obor Baru Penerus Paus Fransiskus tidak mewarisi tahta, tetapi api.

Api yang menyala dari kasih kepada yang terpinggirkan, 12 dari semangat inklusi, dari tekad untuk menjadikan Gereja rumah bagi semua.

Tantangannya besar: mereformasi struktur tanpa kehilangan jiwa, membuka telinga terhadap umat, mengangkat suara kaum perempuan, dan menjaga bumi yang kian terluka. Ia harus berani bersikap di hadapan krisis global, dan bersikukuh memeluk kemanusiaan.

 

Penutup: Warisan yang Menjadi Janji

 

Paus Fransiskus telah mengubah wajah Gereja— bukan dengan kekuasaan, melainkan dengan kelembutan seorang gembala. Ia menuliskan Injil bukan di atas batu, tetapi di hati dunia.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More